Senin, 09 Oktober 2017

PESANTREN BALEKAMBANG JEPARA TUAN RUMAH MQK 2017



Kementerian Agama akan kembali menggelar Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat nasional. Gelaran tiga tahunan ini akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Balekambang Jepara Jawa Tengah pada Oktober 2017. Kegiatan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Nasional Tahun 2017 ini merupakan kelanjutan dari kegiatan yang pernah dilakukan sebelumnya. Secara berurutan berikut ini adalah pelaksanaan MQK Tingkat Nasional sebagai berikut :
  1. MQK Tingkat Nasional I dilaksanakan di PP. Al-Falah Bandung Jawa Barat pada tahun 2004.
  2. MQK Tingkat Nasional II dilaksanakan di PP. Lirboyo Kediri Jawa Timur pada tahun 2006.
  3. MQK Tingkat Nasional III dilaksanakan di PP. Al-Falah Banjar Baru Kalimantan Selatan tahun 2008.
  4. MQK Tingkat Nasional IV dilaksanakan di PP. Darunnahdlatain Nahdlatul Wathan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2011.
  5. MQK Tingkat Nasional V dilaksanakan di PP. As’ad Jambi Tahun 2014.
  6. MQK Tingkat Nasional VI dilaksanakan di PP. Raudlatul Mubtadiin Balekambang Jepara Jawa Tengah Tahun 2017 ini.
Kepastian PP. Raudlatul Mubtadiin Balekambang Jepara Jawa Tengah menjadi tuan rumah MQK Nasional VI tersebut, disampaikan oleh Solihin, selaku Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah ketika silaturahim dengan Plt. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Imam Safe’I, di ruang Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Lt. 8 Jl. Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta.

“Kita segera menjadi saksi 10.000 santri akan melantunkan bait bait Alfiyah di arena Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Nasional VI di PP. Raudlatul Mubtadiin Balekambang dan akan kita catatkan sebagai rekor di MURI,” lanjut Solihin dalam wawancara singkat di ruang Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren.

Bait bait Alfiyah yang berjumlah 1002 bait adalah ilmu gramatika Arab yang sudah tak asing lagi dalam literatur pesantren di Indonesia. Bahkan hampir seluruh pesantren menyertakan Alfiyah sebagai salah satu pelajaran wajib dan menjadi tolak ukur sejauh mana kepandaian seorang santri dalam ilmu gramatika Arab.

Imam Safe’I mengatakan, “Bahwa ada 3 (tiga) elemen dasar yang harus diraih dalam pelaksanaan MQK Tingkat Nasional VI ini. Pertama, mendorong dan meningkatkan kecintaan para santri kepada kitab-kitab rujukan berbahasa Arab (kutub at-turats), serta meningkatkan kemampuan santri dalam melakukan kajian dan pendalaman ilmu-ilmu agama Islam dari sumber kitab-kitab berbahasa Arab. Kedua, menjalin silaturahim antar pondok pesantren seluruh propinsi di Indonesia, dalam rangka terwujudnya persatuan dan kesatuan nasional; dan ketiga, meningkatkan peran pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dalam mencetak kader ulama dan tokoh masyarakat di masa depan.”

“Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren akan berupaya terus meningkatkan kegiatan MQK ini, karena dirasakan memiliki dampak yang sangat positif dalam peningkatan pengembangan ilmu-ilmu agama (tafaqquh fiddiin) yang merupakan kajian pokok bagi setiap lembaga pondok pesantren,” tutup Imam Safe’i

Disampaikan oleh Ketua Panitia Penyelenggaraan MQK 2017 Ahmad Zayadi kepada pers di Jakarta, MQK yang akan diselenggarakan November 2017 mengusung tema “Dari Pesantren untuk Penguatan Karakter dan Kepribadian Bangsa’”.

“Dengan tema ini diharapkan mengingatkan kita dengan keberadaan Pesantren sebagai lembaga pendidikan paling authentik yang lahir dari bumi pertiwi, jauh lebih awal sebelum bangsa ini merdeka,” tegas Zayadi.

Ahmad Zayadi yang juga Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Mahad Aly, menambahkan bahwa MQK adalah event tiga tahunan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama. MQK adalah ajang kompetisi akademik bidang penguasaan ilmu agama (tafaqquh fiddin) sekaligus penguatan tradisi akademik dan kelembagaan Pondok Pesantren.

“Penyelenggaraan MQK juga menjadi instrumen kelembagaan bagi penguatan 4 pilar kebangsaan bagi para santri dan seluruh civitas akademika Pondok Pesantren, sesuai dengan dengan semangat ‘hari santri’ sebagaimana Keputusan Presiden No 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri,” Jelas Zayadi.

Zayadi menyebutkan sejumlah kitab kuning karya ulama nusantara akan dimusabaqahkan dalam kesempatan MQK yang ke-6 ini, diantaranya kitab syarah Al-Luma, Bayan Al-Mulamma An Alfadzil Luma, kitab dalam bidang ushul fiqh karya KH. Sahal Mahfudz, Kitab Manhaj Dzawi An-Nadzar, Syarah Mazhumah Al-Atsar karya Syaikh Mahfudz Termas, kemudian risalah Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari. “Selain kitab-kitab tersebut, juga dilombakan kitab-kitab karya Ulama Nusantara lainnya.”

Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin meminta agar MQK tidak semata menjadi event seremonial perlombaan membaca kitab kuning. Lebih dari itu, MQK bisa dijadikan sebagai instrument bagi mainstreaming pondok pesantren dan kitab kuning.

Menurutnya, MQK harus dimaksimalkan sebagai ajang memperkenalkan pesantren kepada publik nasional dan internasional. Doktor lulusan Jerman ini merasa MQK belum dikenal luas seperti MTQ. Padahal, event MQK tidak kalah berkualitas karena bukan hanya perlombaan membaca kitab kuning, tetapi juga memahami isi dan kandungan kitab kuning secara mendalam.

Kamaruddin bahkan berharap, MQK tahun ini bisa dibuka oleh Presiden Joko Widodo karena dinilai sangat produktif dalam penguatan karakter bangsa. Guru Besar UIN Alauddin ini juga meminta tim Dit PD Pontren untuk memikirkan agar MQK bisa digelar dua tahun sekali, bukan tiga tahun sekali. "MQK ini sebaiknya dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Kalau tiga tahun sekali terlalu lama, karena kitab kuning ini sesungguhnya adalah core business pondok pesantren," katanya.

Sementara itu, Asdep II dari Kemenko PMK, Agus Sartono mengusulkan agar Kemenag berkirim surat ke Kemendagri guna dukungan para kepala daerah di seluruh Indonesia dalam menyukseskan pelaksanaan MQK. "Perlu Surat Edaran dari Mendagri agar kepala daerah mau membantu menyukseskan MQK ini," terangnya.

Sebelumnya, wakil ketua pelaksana, Ahmad Zayadi melaporkan bahwa panitia MQK telah berkoordinasi dan mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. "Mereka sangat mendukung kegiatan ini. Bahkan saat koordinasi, mereka mengundang CSR dari perusahaan-perusahaan besar yang ada di Jawa Tengah untuk membantu penyelenggaran MQK," ujarnya.

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com

Posting Komentar